“Iki sapu tanganku, gondo arum kanggo pepilingku. Kembang melati mung sawiji, tansah jroning ati..” (ini sapu tanganku, bau harum untuk pengingatmu, bunga melati hanya satu, selalu dihati, red).
Itulah lantunan langgam Jawa, ketika depoknews.com memasuki warung Gudeg Jogja Bu Wiwid, Sabtu (21/9/13). Suasana Yogyakarta segera hadir di warung kecil ujung jalan Stasiun Depok Lama – Jalan Kartini itu.
Dengan ramah Pak Wiwid (52) menyambut tamunya. Pengunjung berdatangan, walau terik mulai terasa menyengat.
“Saya menekuni usaha ini sudah 4 tahun bersama istri,” ujar pria asal Godean Yogja itu. Sebelumnya pernah bekerja di hotel. Setiap hari buka jam 11, dan ditutup ketika dagangan habis. Menurut pria ramah itu, sehari bisa melayani hingga 100 orang.
“Menu andalan kami ikan sambel ijo, gudeg komplit, pecel, dan berbagai jus,” papar pria yang tinggal di Depok sejak 1995 . Lebih lanjut dijelaskan, sehari rata-rata warungnya menghabiskan 10 kg beras.
depoknews.com mencoba menu gudeg. Rasanya memang aduhay. Ditanya harga jual nasi gudeg per porsi, Pak Wiwid menyebut angka Rp 11 ribu hingga Rp 26 ribu. “Tergantung, menu komplit atau biasa,” imbuhnya.
Ketika depoknews.com hendak pamit, tidak menduga dibungkuskan beberapa menu andalannya itu. “Monggo, silakan dicicipi dirumah pak. Semoga selalu dapat mampir kesini,” pungkasnya sambil menyerahkan ikan sambel ijo dan urap.
0 komentar